LIMBAH DETERGEN
Kerusakan yang Ditimbulkan Limbah Detergen dan Cara Mengatasinya
Adalah sangat tidak mungkin diantara kita semua yang
tidak tahu apa itu deterjen, karena iklan-iklan di televisi pun sering sekali
menayangkan iklan produk deterjen yang bermacam-macam jenisnya. Yang memang
benar-benar tidak tahu apa itu deterjen ( ya agak keterlaluan juga sih tidak
tahu deterjen ) nih saya kasih tahu, deterjen adalah semacam serbuk kimia
pembersih noda yang biasanya digunakan untuk membersihkan noda pada pakaian.
Harga dari deterjen pun bervariasi tergantung ukuran menurut keperluannya. Tapi
tahukah anda apa kandungan dari deterjen dan bagaimana limbah deterjen apabila
menyatu dengan lingkungan ?? mari kita bahas..
Di dalam deterjen terkandung komponen utamanya, yaitu
surfaktan, baik bersifat kationik, anionik maupun non-ionik. Produksi deterjen
di Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton. Sedangkan untuk tingkat
konsumsinya, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Audit Teknologi di
wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita rata-rata sebesar 8,232 kg
(Anonimous, 2009). Selain penghuni rumah tangga yang berperan memakai deterjen,
perkembangan usaha laundry pun semakin meningkatkan angka konsumsi pemakaian
deterjen. Dan pada akhirnya, semua berujung menjadi limbah deterjen.
Air limbah detergen termasuk polutan atau zat yang
mencemari lingkungan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS (alkyl
benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut
sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. Surfaktan sebagai komponen utama dalam deterjen dan
memiliki rantai kimia yang sulit didegradasi (diuraikan) alam. Pada mulanya
surfaktan hanya digunakan sebagai bahan utama pembuat deterjen.
Namun karena terbukti ampuh membersihkan kotoran, maka
banyak digunakan sebagai bahan pencuci lain. Surfaktan merupakan suatu senyawa
aktif penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi
maupun biokimiawi. Sifat aktif permukaan yang dimiliki surfaktan diantaranya
mampu menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka dan meningkatkan
kestabilan sistem emulsi. Dengan makin luasnya pemakaian deterjen maka risiko
bagi kesehatan manusia maupun kesehatan lingkungan pun makin rentan. Limbah
yang dihasilkan dari deterjen dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi
lingkungan yang selanjutnya akan mengganggu atau mempengaruhi kehidupan
masyarakat.
Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada
deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun
lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan dan
builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungannya.
Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa
treatment sebelumnya, mengandung tingkat polutan organik yang tinggi serta
mempengaruhi kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang
pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Selain itu deterjen dalam badan
air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi
ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun.
Selain itu pencemaran akibat deterjen mengakibatkan
timbulnya bau busuk. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan
hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
Fosfat adalah salah satu zat yang terkandung pada
deterjen yang sebenarnya tidak memiliki daya racun. Bahkan sebaliknya, fosfat
memiliki kemampuan menambah unsur hara didalam air sehingga tumbuhan air
seperti eceng gondok berkembang pesat yang dapat menyebabkan penyempitan
sungai. Di negara-negara eropa penggunaan fosfat sudah dilarang.
Memang kita menyadari betul bahwasanya deterjen sangat
berguna di kehidupan kita semua, tetapi harus kita sadari pula dampak apabila
limbah deterjen sudah menyatu dengan llingkungan. Maka dari itu kita mesti bisa
melakukan penanganan terhadap limbah deterjen yang tercemar ke lingkungan
dengan cara yang paling sederhana contahnya seperti menanam tanaman air
penyerap zat pencemar antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu),
lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili
air. (Tedy Sanjaya)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home